Desa Brongkol Masuk Dalam Asuhan Desa Sejahtera Astra Dengan Komoditi Unggulan Durian Dan Kopi

Table of Contents
Foto dari https://madosijateng.com/new/detail/Vmafq5Q%3D



Desa Brongkol, Desa yang berada di lereng Gunung Kelir, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dapat memberikan rasa nyaman ketika pertama kali menginjakan kaki di tempat ini. Alam yang asri dengan dikelilingin pepohonan rindang, memberikan hawa sejuk. Oksigen dihasilkan dari pepohonan, menghilangkan dahaga paru-paru yang sering terpapar polusi udara.

Pepohonan besar-besar nan rindang bukan hanya untuk pencuci mata semata. Desa Brongkol yang merupakan bagian dari Desa Sejahtera Astra adalah desa yang memiliki potensi besar dalam pertanian. Terutama jenis kopi dan durian.

Durian

Foto dari FB Komunitas


Buah Durian dengan harum yang khas bisa membuat orang kegirangan saat mencium baunya. Daging yang legit, disetiap gigitan membuat indra perasa tidak bisa untuk berhenti mengunyah. Dari satu gigitan lama-lama jadi satu buah glondong durian.

Disetiap daerah memiliki varian durian yang berbeda-beda, tentu saja dengan cita rasa yang berbeda pula. Seperti di Desa Brongkol yang memiliki setidaknya 10.000 (sepuluh ribu) pohon durian. Pohon durian ini bukan sengaja ditanam atau dibudidayakan, tetapi ini merupakan warisan dari para tua daerah. Yang akhirnya pohon ini tumbuh dengan subur.

“Kalau total di wilayah Brongkol sini ada satu juta pohon. Untuk setiap wilayah di sini memiliki ciri khas tersendiri. Ini pohon juga warisan orang tua terdahulu,” dikutip dari Espos.id (14/03/2023)

Untuk menjaga warisan leluhur masyarakat terus belajar dan berinofasi mengembangkan variasi durian. Mencari rasa yang paling unggul. Hingga dijuluki sebagai desa sentra buah durian di area Jawa Tengah.

Durian dengan rasa yang legit dan daging buah yang memel menjadi ciri khas dari durian Desa Brongkol. Buah yang didapat berasal dari teknik sambung pucuk dengan durian varietas yang lebih unggul seperti montong, bawor, dan durian hitam.

Rata-rata pohon durian berumur 40 tahun – 100 tahun. Pohon-pohon yang sudah tua dan berdiri kokoh butuh penyegaran dengan cara teknik sambung pucuk. Menurut warga sekitar ini merupakan ide dari anak-anak muda yang menginginkan durian Brongkol memiliki harga jual yang semakin tinggi.

Selama tujuh tahun teknik sambung pucuk sudah dilakukan. Dengan ini saat musim durian tiba, akan menghasilkan buah yang melimpah ruah. Saat daerah lain sudah kehabisan, Desa Brongkol masih memiliki durian.

Kopi

Foto dari https://iccri.net/pengembangan-kopi-robusta-gunung-kelir-kabupaten-semarang-melalui-pengembangan-indikasi-geografis-ig/


Setali tiga uang dengan buah durian. Kopi menjadi salah satu produk unggulan di Desa Brongkol. Di setiap sudut desa tercim aroma kopi yang tercampur dengan aroma segar pedesaan. Menenangkan.

Minum kopi sekarang ini bukan hanya untuk gaya, tetap sudah kebutuhan. Anak-anak muda bekerja dengan awalan mengopi. Stres kerja, mencari inspirasi pun dengan meminum kopi. Seruput kopi berasa ada dopin penenang.

Hal ini menjadi peluang besar bagi Desa Brongkol untuk lebih mengenalkan kopi lokal Semarang di mata Nasional dan Internasional. Bak gayung bersambut, rencana itu diapresiasi Astra. Desa Brongkol masuk dalam asuhan Desa Sejahtera Astra.

“Untuk kopi, kami berterima kasih kepada pihak yang cukup membantu. Seperti Astra yang membantu marketing produk kopi kami, juga membantu upaya pembibitan dan pengeringan kopi. Sehingga kopi dari Gunung Kelir dari Desa Brongkol ini sangat dikenal dan mampu bersaing.” Keterangan dari Kepala Desa Brongkol, Heru Sandoro. Diktip dari Viva.co.id (04/11/2024)

Dengan sifat tanah dan ketinngian dari lereng Gunung Kelir yang pas untuk menanam tanaman kopi. Menjadikan desa ini sebagai senra kopi se Jawa Tengah.

Kopi Gunung Kelir saat ini sudah termasuk dalam kopi yang siap di ekspor. Berawal dari kopi robusta yang jadi primadona, kini merambah ke kopi arabica.

Kopi yang dari Temanggung yang saat ini banyak beredar dan banyak pecintanya. Ternyata hasil dari campuran kopi Gunung Kelir. Kopi Gunung Kelir menjadi pematik rasa yang menciptakan citarasa berbeda dan kuat.

Kualitas kopi Gunung Kelir sudah diakui dari beberapa kali meraih penghargaan pada kontes kopi pada tingkat regional maupun nasional. Membuktikan kopi Gunung Kelir memiliki harga jual yang baik.

“Sehingga, harga kopi di lereng Gunung Kelir lebih tinggi dibanding yang lain. Saat ini harga kopi Robusta biji mencapai 60 ribu sampai 70 ribu rupiah per kilogram. Itu untuk harga biji mentah yang belum diroasting.” Ungkap Heru.

Inovasi Dari Anak Muda dan Tokoh Masyarakat

Semakin melambung nama kopi Gunung Kelir, membuat anak muda dan tokoh masyarakat menjadi bersemangat untuk memajukan desa mereka menjadi desa wisata. Hal ini juga dilakukan dengan langkah nyata berupa sertifikasi indikasi geografis kopi robusta dari Gunung Kelir, Jawa Tengah.

Adanya Sertifikat akan membuka jalan kopi bisa dijual ke luar negri. Kesempatan pasar ekspor akan semakin terbuka lebar. Dengan ketergantungan orang luar yang menyukai kopi Robusta dari Indonesia. Fakta di lapangan, kopi Brasil tidak seenakan kopi dari Indonesia.

Kopi dan Durian Gunung Kelir yang semakin diminati maka akan membuka lapangan kerja baru. Tentunya para petani pun akan diuntungkan disini. Tidak hanya petani, semua warga lokal menikmati manfaatnya. Pertumbuhan ekonomi akan semakin terasa. Roda ekonomi berjalan dengan baik.

Dari Desa Brongkol kita bisa melihat, kolaborasi yang baik antara tokoh masyarakat, pemuda, perangkat desa, dan juga Astra. Bisa memajukan desa dan bahkan membuat taraf hidup masyarakat menjadi naik.

Literasi diambil dari:

1.      Espos.id

Semarang.viva.co

Post a Comment